Selasa, 23 September 2008

Indonesia Dijual

sudah 61 tahun Indonesia merdeka. Tapi kita masih saja merasa dijajah, bukan secara fisik tapi dijajah dari segi ekonomi, politik dan sosial budaya. Tak henti-hentinya negara ini terus dirampas sumberdaya alamnya dan dihancurkan modal sosialnya. Petaka ini terjadi awal dimulainya rezim orde baru dibawah tampuk kekuasaan Soeharto. Melalui antek-anteknya, Soeharto meminta bantuan hutang luarnegeri serta menawarkan investasi kepada sejumlah perusahaan kapitalis international dengan tedeng aling-aling guna pembangunan ulang bangsa. Para utusna tersebut mengemis pada lembaga keuangan international dan perusahaan kapital international tersebut.
sejak dimulainya agresi "pengemisan" di dunia international tersebut, banyak perusahaan-perusahaan kapitalis international yang masuk ke Indonesia macam General Motors, US Steel, Goodyear, British American Tobacco, Freeport, Newmont, dsb. mulai menancapkan kekuatan imperialismenya dinegara yang sedang amburadul ini. Kedatangan kaum kapitalis international inipun dipermudah dan serasa dipertuanagungkan dengan iming-iming investasi bebas pajak ( UU Penanaman Modal Asing ). Sejak saat itu pula, sejumlah lokasi yang banyak mengandung muatan sumberdaya alamnya dan hutan-hutan mulai dikuasai dan diduduki oleh para kapitalis international.
Begitulah orde baru dibangun, dan sampai saat ini Indonesia hanya menjadi negara dengan daerah-daerah bersumberdaya alam melimpah telah dikapling-kapling oleh para rezim kapitalis international tersebut tanpa memperdulikan keuntungan bagi Indonesia. Kita sebut saja Bukit-bukit Timika di Papua untuk Freeport, Lhoksumawe untuk Exxon Mobile, beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan untuk Monsatto, Buyat - Minahasa dan Sumbawa untuk Newmont, Papua Barat untuk British Petroleum, Kalimantan Timur untuk PT. Kaltim Prima Coal. Seperti itulah nusantara kita sudah dipecah-pecah dan kapling dari segi ekonomi - politik.
dampak dari pengkapling-kapling tersebut bermunculan setelah runtuhnya rezim orde baru dan Soeharto. Dari pencemaran lingkungan, keterbelakangan ekonomi dan sosial budaya, serta konflik sosial yang bermuatan SARA ( Suku, Agama, dan Ras ) meledak.
Pencemaran zat kimia mercury di Teluk Buyat yang dilakukan oleh Newmont, konflik sosial di Timika Papua karena adanya kesenjangan ekonomi dan sosial budaya yang sangat timpang serta di eksploitasinya secara besar-besaran bumi Papua oleh Freeport, yang paling baru adalah "kebodohan" yang dilakukan oleh PT.Lapindo Brantas di Sidorajo yang mengakibatkan luapan lumpur yang merendam desa-desa dan membuat ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan mata pencahariaannya.
padahal dilihat dari segi keuntungan yang didapat, sangat sedikit sekali hasil yang masuj kedalam kas negara. malahan mereka ( Kaum Kapitalis ) yang memperoleh banyak keuntungan. Untuk itu, selama tidak adanya pembenahan-pembenahan di sektor ekonomi - politik - sosial budaya, selama keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat tidak diperhatikan, serta selama sumber daya alam kita terus dikeruki, dan apabila juga para pemimpin tirani negara ini masih saja yang banyak melakukan korupsi, maka ancaman konflik sosial akan terus membayangi kehidupan kita. Dan juga ancaman akan kehancuran bangsa ini hanya tinggal menunggu waktunya saja. Mari kita lawan semua dengan kekuatan kita...
Lawan...
Lawan...
Lawan...

Tidak ada komentar: